MAKALAH
DAUR ULANG
KEMASAN
PLASTIK
Disusun Oleh :
Fitria Amalia Susanti (26217819)
Gita Aulia Puteri (22217568)
Ines Pusparani (22217924)
Nafisah Qoulbi (24217399)
Yossy Rosalinda (26217307)
Kelas : 1EB18
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis #
Dosen : S Tiwi Anggraeni
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Daur ulang adalah proses mengolah suatu produk
untuk kembali menjadi materi dasar yang kemudian diproses menjadi produk baru.
Barang bekas yang umumnya dalam bentuk sampah kering yang tidak mempunyai nilai
ekonomi, seperti: plastik, kertas/ kardus/ karton, seng, besi/ logam/
alumunium/ kaleng, kayu, serbuk gergaji, potongan kain, kaca, kulit, dan
lain-lain. Sampah yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan atau aktivitas
manusia.
Bahan baku daur ulang yaitu berupa sampah yang pada umumnya dianggap tidak berguna dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Sampah tersebut biasanya digolongkan sebagai sampah anorganik yang tidak dapat diproses secara alamiah. Kemudian sampah tersebut diolah melalui suatu proses sehingga menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Bahan dapat digunakan kembali sebagaimana layaknya semula, misalnya: plastik, besi, kertas, kardus/ karton dan lain-lain.
Sampah yang bersumber dari bahan organik berupa sayuran, sisa makanan, pertanian, perkebunan, peternakan, digolongkan sebagai sampah basah atau digolongkan sebagai sampah organik yang dapat diproses secara alamiah, misalnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan kompos. Hal ini merupakan salah satu model pengolahan sampah (waste management). Tidak semua materi dapat didaur ulang, karena pada beberapa kasus daur ulang mengurangi kualitas materi.
Bahan baku daur ulang yaitu berupa sampah yang pada umumnya dianggap tidak berguna dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Sampah tersebut biasanya digolongkan sebagai sampah anorganik yang tidak dapat diproses secara alamiah. Kemudian sampah tersebut diolah melalui suatu proses sehingga menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Bahan dapat digunakan kembali sebagaimana layaknya semula, misalnya: plastik, besi, kertas, kardus/ karton dan lain-lain.
Sampah yang bersumber dari bahan organik berupa sayuran, sisa makanan, pertanian, perkebunan, peternakan, digolongkan sebagai sampah basah atau digolongkan sebagai sampah organik yang dapat diproses secara alamiah, misalnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan kompos. Hal ini merupakan salah satu model pengolahan sampah (waste management). Tidak semua materi dapat didaur ulang, karena pada beberapa kasus daur ulang mengurangi kualitas materi.
Tujuan dan manfaat dari daur ulang sampah/limbah
antara lain adalah :
·
Untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
·
Mengurangi bakteri yang ada di sekeliling yang
menempel pada limbah tersebut
·
Dapat dijual kembali, sehingga dapat memperoleh
penghasilan
·
Untuk mengurangi dampak dari kerusakan alam dan
kerusakan lahan
·
Untuk mengurangi dan menghilangkan pencemaran dalam
lingkungan
·
Untuk mengurangi jumlah sampah-sampah atau limbah yang
berserakan dilingkungan yang mengganggu keasrian lingkungan
·
Menghemat menggunakan bahan baku yang baru, Karena
bisa memakai bahan dari hasil daur ulang limbah itu
·
Untuk mengurangi penggunaan SDA
·
Untuk menekan, mengurangi serta menghilangkan polusi
di lingkungan
·
Dapat menciptakan barang baru yang mempunyai nilai
·
Untuk menjadi cara alternative dalam memenuhi
kebutuhan dalam ekonomi
I.2 Rumusan Masalah
1.
Kapan Bank Sampah Warga Peduli didirikan
?
2.
Tujuan mendirikan usaha tersebut ?
3.
Apa saja produk yang dihasilkan ?
4.
Harga jual barang per unit ?
5.
Bagaimana cara pendistribusian atau
mereka agar barang yang dihasilkannya dapat dikenal masyarakat?
6.
Promosi yang digunakan untuk menarik
pelanggan?
I.3
Tujuan
1.
Mengetahui Kegiatan usaha didirikan
2.
Mengetahui Tujuan didirikan kegiatan usaha
3.
Mengetahui Produk – produk yang
dihasilkan
4.
Mengetahui Harga Produk yang dihasilkan
5.
Mengerahui Cara barang yang
dihasilkannya dapat dikenal masyarakat
6.
Mengetahui Promosi yang digunakan
BAB II
ISI
II.1
Bank Sampah Warga Peduli
Pada Tahun 2009 Baron Noorwendo
bersama istrinya Sri Wulan Wibiyanti membangun kegiatan usaha yang bernama
Bank Sampah Warga Peduli yang berada di Kampung Pitara, Pancoran Mas, Depok,
Jawa Barat. Ide ini didapat setelah Baron melihat banyak sampah plastik di lingkungan sekitar
rumahnya.
Dari
situ Baron terpikir untuk mengolah limbah sampah itu agar menjadi produk
bernilai jual. Awalnya sempat dicemooh karena dianggap tidak berguna. Atas
jerih payahnya mengembangkan perekonomi warga melalui sampah, Baron kini banyak
diundang mengisi pelatihan. Beberapa kali ia diundang lembaga swadaya
masyarakat hingga universitas.
II.2 Tujuan didirikan kegiatan usaha
Disekitar
lingkungannya banyak warga yang kurang mampu, kebanyakan mereka berkerja
sebagai kuli bangunan dan tukang ojek. Selain itu juga, banyak anak-anak yang
akhirnya putus sekolah lantaran faktor ekonomi yang rendah dan penghasilan
orang tua yang tidak mencukupi.
Hal ini
memicu Baron untuk mendirikan kegiatan usaha dengan melibatkan masyarakat
miskin di lingkungan rumahnya. Ia pun
menyalurkan pengetahuan daur ulang sampah dengan menggelar pelatihan membuat
kerajinan dari sampah.
Kegiatan
pelatihan itu diikuti oleh sekitar 70 orang warga. Dari pelatihan itu, warga
pun termotivasi untuk mengolah sampah. Hingga saat ini, tidak kurang dari
ratusan warga turut terlibat dalam usaha tersebut. Dalam satu keluarga biasanya
sudah ada pembagian kerja yaitu ibu-ibu yang membuat kerajinan, bapak dan anak
yang mencari dan mengumpulkan sampah.
II.3 Produk yang dihasilkan
Bahan
baku yang digunakan untuk mengolah menjadi sebuah kerajinan cukup sederhana
dengan menggunakan bekas bungkus kopi, deterjen, sampo, kardus dan botol
plastik. Selain itu juga bahan baku tersebut sangat mudah ditemukan karena bahan
ni merupakan sampah rumah tangga yang tidak dapat terurai dan mudah untuk
dibuat menjadi kerajinan.
Dengan
rincian, 70% diberikan ke perajin, dan 30% sisanya buat membeli limbah sampah.
Oleh Baron, bahan baku sampah itu lalu dibagikan lagi ke para perajin.
Dengan menggunakan bahan baku tersebut, kegiatan usaha
ini telah menghasilkan produk yang sering dijumpai oleh masyarakat dan memiliki
nilai barang siap pakai antara lain dompet, tas, tempat pensil, hingga replika
kendaraan.
Selain
itu juga kegiatan memproduksi barang dilakukan di rumah masing-masing warga.
setelah produk selesai dan sudah dikemas produk itu di setor ke Baron untuk
nantinya dijual ke pelanggan.
II.4 Harga Jual per Unit
Harga yang
dijual oleh Baron relatif murah dan terjangkau mulai dibanderol mulai Rp 25.000
hingga Rp 65.000. tergantung permintaan pelanggan dan tingkat kesulitan dalam
pengerjaan sampah plastik tersebut.
II.5 Distribusi
Pendistribusian
yang dilakukan oleh kegiatan usaha ini menggunakan distribusi langsung dimana
cara penyaluran barang atau produk yang mereka hasilkan ini langsung ke
konsumen.
Cara ini
dilakukan selain kegiatan usaha mereka yang masih menggunakan metode pesanan
pelanggan dan dirasa cara distribusi langsung ini agar para pelanggan bisa
melihat langsung cara proses pembuatan dan dapat menilai langsung terhadap
barang yang mereka terima.
II.6 Promosi
Agar barang
yang mereka hasilkan dapat menarik pelanggan, kegiatan usaha ini melakukan promosi
dengan cara menjual dan dari mulut ke mulut. Hal ini dianggap promosi yang
lebih mudah dan diterima baik oleh masyarakat karena promosi dengan cara ini
pelanggan dapat menilai langsung barang yang mereka lihat dan mereka gunakan
yang akhirnya akan mereka katakan atau sebar kepada masyarakat lain.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sesuai pembahasan di atas bahwa
sampah plastik memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan yang dapat diambil
yaitu sampah plastik jika didaur ulang kembali akan menghasilkan nilai jual
barang yang baik dan menguntungkan dan dapat mengurangi volume penumpukkan
sampah dilingkungan sekitar.
Kekurangannya ialah tingkat kesadaran
masyarakat akan sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat sangatlah minim. Dan
selain itu, kreativitas yang dimiliki masyarakat akan menggunakan kembali
sampah plastik hanya sebagian saja.
Dalam kasus ini, Baron mendirikan
kegiatan usaha tersebut selain memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan
lingkungan dan mendapatkan keuntungan dari produk yang mereka hasilkan, melalui
kegiatan usaha ini juga Baron meningkatkan tingkat ekonomi untuk warga
sekitarnya dan memberikan kesejahteraan bagi warga setempat.
2.
Saran
Agar tidak terjadi penumpukan volume
sampah, kita sebagai masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik
dengan beralih ke produk yang ramah lingkungan, selain itu juga kita dapat
mengolah kembali sampah plastik menjadi barang yang dapat dipakai.
IV. REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar