TUGAS PENULISAN
Nielsen:
Departement Store Banyak Tutup Gara-gara e-Commerce
Disusun Oleh :
Yossy Rosalinda Npm : 26217307
Kelas : 1EB18
Dosen : S. Tiwi Anggraeni
Mata Kuliah : PENGANTAR BISNIS
#
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun Ajaran 2017/2018
BAB
I
Pendahuluan
Tema
ini saya gunakan sebagai bahan materi tugas penulisan. Saat ini banyak sekali
pengusaha ritel yang terpaksa ‘gulung tikar’ salah satu penyebab perlambatan
pertumbuhan ritel adalah daya beli masyarakat menengah terhadap produk-produk
tersebut sudah mulai pudar. Hal ini dikarenakan, biaya hidup tiap masyarakat
meningkat. Sebagai contoh, biaya pendidikan. Mungkin dibeberapa sekolah
menerapkan biaya yang tinggi dan sebagian sekolah negri juga sudah
memberlakukan biaya spp dan kebutuhan sekolah lainnya namun, belum lagi biaya
bimbingan belajar yang mereka keluarkan setiap pertemuan. Selain itu juga,
biaya listrik dan biaya kebutuhan sehari-hari juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini membuat kelompok masyarakat tersebut mengurangi konsumsi
produk kemasan dan menahan pembelian secara impulsif.
BAB II
ISI
Lembaga survei Nielsen menyebut, faktor utama tutupnya
sejumlah gerai departement store
berkaitan dengan semakin maraknya toko. (CNN
Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga survei Nielsen
menyebut, faktor utama tutupnya sejumlah gerai departement store berkaitan
dengan semakin maraknya toko online (e-commerce). Pasalnya, frekuensi
orang berbalanja online paling banyak saat ini untuk kebutuhan fesyen
yang menjadi barang jualan utama departement store.
"Departement store itu penjualannya turun ada kaitannya dengan online. Sekarang ini, frekuensi orang belanja online paling banyak untuk fesyen dan di-trigger oleh anak muda," ujar Managing Directore Nielsen Indonesia Agus Nurudin kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, baru-baru ini.
Agus tak menampik adanya pelemahan daya beli masyarakat dan melambatnya penjualan pada produk-produk fesyen saat ini. Namun, maraknya berbagai toko online disebut Agus menjadi pemicu utama banyaknya departement store yang terpaksa menutup gerai akibat merugi.
"Saya tidak lihat ini karena penurunan daya beli. Ada banyak instrumen, fesyen ini memang pertumbuhannya melambat, tapi (tutupnya departement store) karena pilihan masyarakat juga semakin banyak dengan ramainya e-commerce," terang dia.
"Departement store itu penjualannya turun ada kaitannya dengan online. Sekarang ini, frekuensi orang belanja online paling banyak untuk fesyen dan di-trigger oleh anak muda," ujar Managing Directore Nielsen Indonesia Agus Nurudin kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, baru-baru ini.
Agus tak menampik adanya pelemahan daya beli masyarakat dan melambatnya penjualan pada produk-produk fesyen saat ini. Namun, maraknya berbagai toko online disebut Agus menjadi pemicu utama banyaknya departement store yang terpaksa menutup gerai akibat merugi.
"Saya tidak lihat ini karena penurunan daya beli. Ada banyak instrumen, fesyen ini memang pertumbuhannya melambat, tapi (tutupnya departement store) karena pilihan masyarakat juga semakin banyak dengan ramainya e-commerce," terang dia.
Dari survei yang dilakukan pihaknya, menurut dia, sekitar 56 persen konsumen melakukan omnichannel saat akan berbelanja barang yang dinilai cukup berharga, termasuk produk fesyen. Sementara itu, konsumen yang murni pembeli online hanya sekitar 20 persen.
"Omnichannel itu dia melihat barang yang akan dibeli di toko online dan di toko offline. Jadi, misalnya dia mau beli tas, dia lihat barangnya di toko offline, lalu membandingkan harganya dengan online dan membeli ditempat yang paling murah," jelas dia.
Hal tersebut lah menurut dia, yang menyebabkan departement store sulit bersaing dengan e-commerce. Pasalnya, beban biaya yang dikeluarkan oleh departement store jauh lebih besar.
"Kalau toko online ini pekerjanya lebih sedikit, tempat juga hanya sewa gudang. Beda departement store, mereka harus membiayai pekerja yang banyak dan sewa tempat di mal yang lebih mahal," tambah dia.
BAB
III
A.
Kesimpulan
Menurut saya kesimpulan
nya adalah, beberapa pengusaha ritel terpaksa harus “gulung tikar” tidak
sepenuhnya diakibatkan oleh banyaknya situs website belanja online saat ini,
karena adanya penurunan daya beli konsumen terhadap jumlah penawaran yang
dilakukan suatu tempat yang menjadikan faktor utama dalam penutupan kegiatan
usaha tersebut. Selain itu juga daya bersaing pengusaha ritel dengan toko
online sangat kuat karena saat ini peminat masyarakat lebih condong terhadap
toko online.
B.
Saran
Sebaiknya, perlu diadakannya
perencanaan strategis dalam suatu kegiatan usaha dan perlu diperhatikan kembali
apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Dan seperti apa minat
masyarakat yg sedang maju saat ini perlu kita kaji kembali agar kegiatan usaha
tersebut tetap berjalan meski banyak situs online yang menyediakan berbagai
keuntungan agar menarik pelanggan.
BAB IV
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar